HISTOLOGI IKAN
Seperti tubuh organisme pada umumnya, tubuh ikan dari berbagai macam sel. Sel yang merupakan unit terkecil dari suatu mahluk hidup. Sel-sel yang sejenis yang tersusun secara sistematis akan membentuk jaringan. Jaringan yang satu akan tergabung dengan jaringan yang lain hingga membentuk suatu organ dan organ akan tersusun bersama organ-organ yang lain membentuk suatu sistem. Sistem yang bergabung dengan sistem lainnya secara terstruktur akan membentuk suatu mahluk hidup. Contohnya: sel-sel epidermis pada ikan tersusun membentuk jaringan epidermis. Jaringan epidermis bergabung dengan jaringan hipodermis membentuk suatu organ yaitu kulit ikan. Kulit ikan bersama dengan otot daging dan tulang membentuk suatu sistem yang berguna untuk pergerakan ikan dan juga sebagai pelindung organ dalam dari ikan yang lunak.
Pada kondisi normal/ ikan sehat yang hidup di lingkungan yang mendukung, sel-sel, jaringan, organ maupun sistem ini bekerja secara sinergis dan mempunyai fungsi tertentu. Tetapi pada kondisi tertentu, misalnya serangan penyakit, kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan ataupun stress, fungsi sel, jaringan, organ ataupun sistem dalam tubuh ikan itu tidak dapat bekerja dengan baik. Misalnya, bila sel tidak dapat bekerja dengan baik, maka jaringan akan terganggu dan gangguan pada jaringan ini akan mempengaruhi kinerja dari organ serta sistem pada tubuh ikan tersebut. Bila kinerja dari suatu sistem terganggu, maka kondisi tubuh ikan akan menurun dan bahkan menimbulkan kematian.
Abnormalitas pada kinerja dari bagian-bagian tubuh ikan tersebut dapat terjadi karena serangan penyakit/ perubahan lingkungan hidup ikan mempengaruhi struktur sel/ jaringan. Perubahan bentuk/ struktur pada bagian tubuh ikan ini secara makroskopik/ kasat mata biasanya sulit untuk dilihat. Perubahan struktur ini hanya dapat dilihat bila jaringan tubuh ikan tersebut diamati secara secara detail dengan menggunakan mikroskop atau diamati secara mikroskopik. Tetapi pengamatan secara mikroskopik ini sulit sekali dilakukan pada jaringan tubuh ikan yang segar atau diamati secara langsung karena beberapa faktor seperti:
- Sulitnya membuat sayatan jaringan yang tipis. Karena mikroskop yang lazim digunakan adalah mikroskop cahaya, maka sampel yang akan diamati harus sangat tipis dan transparant
- Meskipun struktur jaringan tubuh ikan berbeda beda, tetapi warna dari jaringan tersebut secara alami tidak berbeda-beda. Tidak adanya perbedaan warna ini akan menyebabkan kesulitan dalam pengamatan.
- Cepatnya jaringan tubuh ikan segar mengalami kerusakan/ pembusukan, sehingga menyulitkan pengamatan.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, para ahli membuat suatu “metoda” untuk mempelajari struktur tubuh mahluk hidup pada umumnya dan metoda ini dikenal dengan nama metoda histologi (pembuatan preparat histologi). Pada metoda histologi ini, jaringan tubuh ikan yang akan diamati diawetkan dengan bahan pengawet seperti formalin, bouin atau pengawet yang lain, kemudian disayat tipis (ketebalan beberapa mikron), ditempel pada obyek glass, diwarnai dan kemudian ditutup dengan cover glass. Sampel yang sudah diolah ini lebih mudah diamati dan tidak akan rusak dalam waktu bertahun-tahun, sehingga memudahkan untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Untuk dapat melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan tubuh ikan, maka seseorang harus mempunyai bekal pengetahuan yang memadai tentang struktur jaringan tubuh ikan yang normal dan jenis-jenis/ perubahan yang mungkin terjadi pada jaringan tubuh ikan. Dengan adanya bekal pengetahuan ini, maka abnormalitas/ perubahan yang terjadi dalam jaringan tubuh ikan akan dapat dideteksi. Adapun hasil deteksi dari perubahan tubuh ikan ini akan bermanfaat untuk membantu dalam menduga penyakit yang menyerang ikan ataupun menduga penyebab kematian ikan. Dengan demikian, informasi yang didapat dari hasil pengamatan jaringan tubuh ikan ini akan bermanfaat dalam merangcang langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencegah/ menanggulangi faktor-faktor yang mengganggu kesehatan ikan.
Adapun struktur jaringan tubuh ikan yang normal dan struktur jaringan tubuh ikan yang mengalami perubahan akan dijelaskan dalam uraian berikut ini.
- Insang
Insang merupakan organ respirasi pada ikan. Organ ini mempunyai peranan yang sangat penting karena berfungsi untuk mengambil oksigen dari perairan. Tetapi organ ini juga merupakan bagian tubuh yang sangat rentan terhadap berbagai macam gangguan, baik parasit, mikroorganisme pathogen maupun perubahan lingkungan karena insang ini langsung bersentuhan dengan air. Insang tersusun dari lengkung insang, gerigi insang (gill raker) dan tapis/ sisir insang. Tapis insang ini tersusun dari lamella primer dan sepanjang lamella primer terdapat lembaran-lembaran halus lamella sekunder. Lamella sekunder inilah yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari air. Secara histologi, lamella primer tersusun dari sel-sel pilar (pillaster cells) yang tersusun berjajar dan sel-sel tersebut terbungkus oleh selaput epidermis yang tipis dan bersifat semipermeabel. Ruang-ruang di antara sel-sel pilar tersebut disebut dengan lakuna dan merupakan tempat lalu lalangnya darah. Sel-sel darah merah yang berlalu lalang di dalam lakuna inilah yang mengambil molekul oksigen dari dalam air dan kemudian mengedarkannya ke seluruh tubuh. Struktur insang dan jaringan yang menyusunnya dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Bila ikan terserang penyakit atau terpapar pada kondisi yang tidak menguntungkan, perubahan yang terjadi antara lain berupa:
1. Proliferasi sel: sel-sel epidermis akan berproliferasi/ memperbanyak diri sehingga epidermis menebal dan lamella sekunder yang satu akan bergabung dengan lamella sekunder yang lain (melebur/ fused lamella). Adanya lamella yang melebur ini akan menyulitkan ikan dalam mengambil oksigen dari air karena sel darah merah tidak dapat kontak dengan molekul oksigen. Akibatnya ikan akan mengalami hypoksia (kekurangan oksigen) dan mati. Proliferasi sel ini dapat terjadi karena serangan parasit seperti cacing, polusi serta serangan pathogen. Pada kondisi yang parah, lamella sekunder menyatu sehingga struktur lamella sekunder secara keseluruhan nampak seperti “daun”.
2. Hypertrophy: pada hypertrophy ini sel-sel pada lamella sekunder membesar, tetapi jumlahnya tidak bertambah. Akibatnya lamella sekunder menjadi tebal dan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
3. Hyperplasia: sel-sel pada lamella sekunder bertambah banyak, lamella sekunder menjadi lebar/ besar
4. Teletangiectasis: ada pelebaran pada bagian distal dari lamella sekunder, sehingga lamella sekunder ini berbentuk seperti raket untuk badminton
5. Kongesti: ada pelebaran pembuluh darah dan di dalam pembuluh tersebut penuh berisi darah (melebihi kapasitas normal)
6. Hemoragi: bila kongesti sudah sangat parah, maka pembuluh darah akan pecah dan darah berada pada tempat yang tidak semestinya.
7. Odema/ pembengkakan: ada suatu bagian yang terisi cairan sehingga bagian tersebut membesar dan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
8. Nekrosis/ kematian sel: ada suatu sel / sekelompok sel yang mengalami perubahan atau mati. Sel yang mengalami nekrosis tersebut dapat dikenali dari bentuk intinya yang mengecil, membesar, kabur atau hilang, atau dikenali dari sitoplasmanya yang hilang sehingga tidak mengisap zat warna yang diberikan dalam proses pembuatan preparat histologi. Pada kondisi yang sangat parah, misalnya serangan virus herpes koi, sebagian besar dari jaringan insang mati/ membusuk dan akibatnya ikan akan mati.
9. Atrophy / lisut: sel-sel pada lamella sekunder mengalami atrophy / lisut, sehingga lamella sekunder hanya nampak seperti benang yang tipis kecil. Kondisi seperti ini pernah dijumpai pada ikan yang dipaparkan dalam limbah pabrik kelapa sawit.
Struktur insang yang rusak ini dapat dilihat pada Gambar 2.
- Kulit
Pada dasarnya kulit tersusun oleh 2 lapisan yaitu epidermis di bagian luar dan hypodermis di bagian dalam. Epidermis biasanya sangat tipis, tersusun dari 10- 30 lapisan sel. Pada kulit ini juga terdapat sel-sel yang manghasilkan lendir. Pada beberapa jenis ikan terdapat sisik, di mana bagian basal dari sisik ini tertanam di dalam kulit. Bila ikan terkena serangan penyakit atau terpapar pada polutan/ lingkungan yang kurang menguntungkan, kemungkinan pada jaringan kulit akan terjadi pengelupasan epidermis, pendarahan/ kongesti, rusaknya sel-sel pada kulit serta perubahan-perubahan lain seperti nekrosis, odema dan lain-lain. Struktur kulit ikan yang normal dan rusak dapat dilihat pada gambar 3.
- Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk menyaring darah dan mengambil sampah sisa metabolisme dari darah tersebut. Sampah metabolisme ini akan dikeluarkan dalam bentuk urine. Bentuk ginjal pada ikan pada umumnya pipih, berbentuk memanjang, berwarna merah gelap dan terletak di bagian dorsal dari rongga perut, tepat di bagian ventral dari vertebrae. Secara histologi, ginjal tersusun dari tubula ginjal atau nephron. Ada 2 macam bentuk dari tubula ini dan dikenal dengan istilah “renal corpuscle yang berbentuk seperti corong” dan “convoluted corpuscle yang merupakan saluran yang bergulung-gulung”. Renal corpuscle tersusun dari kapsula Bowman dan glomerulus. Pada ikan sakit/ kondisi yang tidak menguntungkan, sel-sel pada kapsula Bowman dan glomerulus ini akan mengalami degenerasi/ kerusakan. Struktur ginjal yang rusak dapat dilihat pada Gambar 5.
- Saluran pencernaan ikan (esofagus, lambung dan usus)
Pada dasarnya sistem penceranaan makanan pada ikan dimulai dari mulut, kemudian dilanjutkan dengan esofagus/ kerongkongan, lambung, usus dan anus. Dinding kerongkongan, lambung dan usus ini tersusun dari lapisan otot memanjang dan melingkar. Pada beberapa jenis ikan , selain di usus, di bagian dalam dari dinding lambung terdapat tonjolan/ vili-vili yang berfungsi untuk mensekresikan enzim pencernaan dan menyerap makanan. Pada keadaan yang abnormal, pada saluran pencernaan tersebut dapat dijumpai beberapa perubahan seperti odema, pembengkakan, nekrosis serta kerusakan/ hancurnya vili.
- Hati
Hati pada ikan merupakan organ yang berukuran relatif besar. Organ ini terletak di sekeliling lambung. Hati berfungsi untuk mensekresikan cairan empedu dan merupakan tempat penyimpanan glikogen. Selain itu hati berfungsi penting untuk melakukan berbagai proses biokimia seperti menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh ikan. Karena fungsinya inilah, hati merupakan organ yang rentan terhadap bahaya polutan ataupun materi beracun dari lingkungan. Kerusakan yang dijumpai pada hati antara lain berupa hemoragi/ pendarahan, kongesti dan degenerasi sel. Degenerasi sel ini dapat berupa degenerasi melemak, di mana pada jaringan hati yang rusak terisi lemak, sehingga pada waktu diwarnai dalam proses histologi, bagian yang terisi lemak tersebut nampak kosong dengan batas yang jelas. Selain itu sering pula dijumpai degenerasi hidrophyl (cloudy swelling), di mana ruang yang kosong terisi air. Pada waktu diwarnai, bagian yang terisi air tersebut terwarna pucat/ kusam dan tidak ada batas yang jelas, seolah-olah ada awan yang menutupi sehingga disebut dengan cloudy swelling.
- Jantung
Jantung merupakan organ yang sangat penting dalam sistem sirkulasi pada ikan. Jantung ikan ini terdiri dari 2 ruangan utama, yaitu atrium dan ventrikel. Atrium berfungsi untuk memompa darah ke dalam ventrikel, sedangkan ventrikel berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jaringan dinding atrium tersusun dari jaringan otot jantung yang longgar, sedangkan ventrikel tersusun dari jaringan otot jantung yang kompak/ padat. Abnormalitas yang sering dijumpai pada otot jantung adalah kongesti dan hemoragi.
- Otak
Otak merupakan bagian tubuh ikan yang sangat penting, karena otak ini merupakan pusat syaraf yang mengendalikan seluruh aktivitas ikan. Meskipun otak terlindung di dalam batok kepala, tetapi perubahan yang terjadi pada tubuh ikan secara keseluruhan (stress, penyakit, perubahan kondisi lingkungan) juga mempengaruhi struktur otak. Karena di dalam otak banyak terdapat pembuluh darah, abnormalitas yang sering dijumpai pada otak adalah kongesti dan hemoragi.
Daftar Pustaka:
Bond, C.E. 1979. Biology of fishes. Saunders College Publishing, Philadelphia. 514 pp.
Darjono; Tabbu, C.R.; Kurniasih; Wasito, R. Dan Sutrisno, B. 2001. Petunjuk Praktikum Patologi Umum (S1). Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Jogjakarta. 33 hal.
Lukistyowati, I.; Windarti; Riauwaty, M. 2005. Study efektivitas ekstrak bawang putih (Allium sativum) untuk mencegah dan mengobati penyakit MAS pada ikan mas (Cyprinus carpio). Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian UNRI. Tidak diterbitkan.
Schaperclaus, W. 1991. Fish Diseases. Vol.1. AA Balkema, Rotterdam. 594 pp.
▷ Casino Site review and bonus codes - ChoGiocasino
ReplyDeleteCasino Site review and 샌즈카지노 bonus codes · 1. Red Dog Casino: £15 No Deposit Bonus · 2. Royal Vegas: £5 no deposit bonus · 3. 인카지노 Grand Mondial Casino: £5 Free 카지노사이트 Bonus
Harrah's Casino CT review - DMC
ReplyDeleteHere's our comprehensive review of 청주 출장안마 Harrah's Casino CT, including 광양 출장안마 info about deposit 광주 출장안마 bonus, games selection, customer support, and more. Rating: 3.5 · 성남 출장마사지 Review 화성 출장샵 by Bill Grinstead
Merkur Slots Machines - SEGATIC PLAY - Singapore
ReplyDeleteMerkur Slot Machines. 5 star rating. wooricasinos.info The Merkur Casino game was the first https://septcasino.com/review/merit-casino/ to feature worrione video slots in herzamanindir.com/ the entire septcasino casino,